Minggu, 16 Agustus 2015

Tujuh puluh tahun yang lalu Indonesia menyatakan kedaulatanya sebagai negara yang merdeka, 17 Augustus 1945.
Inilah negeri penuh kebusukan para birokrat yang sangat kudamba.
Negeri dengan keindahan alam yang membentang dari Sabang sampai Merauke dengan aksen kumuh pada sisi-sisi kota megapoitan.
Negeri yang terkenal dengan budaya ketimuran, akan tetapi masih ada kecongakan dari orang-orang beruang.
Negeri makmur dengan adanya anak jalanan putus sekolah, berbaju belel, rambut merah matahari, dekil dan ingin menjadi presiden.
Negeri penuh dengan jutaan masalah yang menjadi kusut karena tak diusut.
Aku cinta Negeriku Indonesia Nusantara.
Selamat Hari Raya Kemerdekaan Indonesia Ayo Bekerja!!!

Sabtu, 24 Mei 2014

dongeng anak besar

Dongeng Anak Besar

            Pada hari senin seekor monyet datang ke sekolah untuk belajar bernyanyi dengan teman-teman perhewanan lainya. Monyet berangkat bersama teman sejenisnya yakni seorang Kingkong. Kingkong ini juga akan belajar bernyanyi di sekolah yang sama dengan sekolah monyet. Monyet dan Kingkong berjalan dengan keempat tanganya menuju ke sekolah yang sama, ketika di pengkolan Monyet dan Kingkong sudah dihadang oleh para preman pengkolan mereka adalah gerombolan Lutung Pantat Merah (LPM). Kira-kira ada sepuluh LPM yang sedang di pengkolan itu. Monyet dan Kingkong tetap tenang dan terus berjalan ke arah rombongan LPM, ketika mencapai jarak duapuluh meter an para LPM berdiri dari duduknya dan bersiap mengampiri mangsanya. Monyet dan Kingkong sampai di penggolan dan diberhentikan gerombolan LPM kemudian terjadilah percakapan, kira-kira seperti ini,
            “hai Monyong!” LPM paling besar mengertak kepada Monyet dan Kingkong,
            “ada yang bisa di bantu?” Monyet menjawab pertanyaan LPM
            “Beri kami pisang!!”
            “pisang buat apa kalian?!”dengan nada tinggi  Kingkong berpura-pura berani kepada LPM
            “kau berani menggetak kita?!” dengan nada yang lebih tinggi
            “tenang saya punya banyak pisang, iya kan kong?” monyet sambil menenangkan LPM
            “cepat berikan ke kami!!”
Monyet mengisyaratkan kepada Kingkong agar dia tetap diam dan mengikuti rencananya.
            “Tenang pasti akan kuberikan, lebih banyak dari yang kubawa di dalam tas ini malahan”
Para LPM langsung mengobrolkan dengan membayangkan banyak pisang yang akan mereka nikmati.
            “halah, tidak usah bercanda kau ini”
            “tidak aku tidak bercanda, akan kuberikan lebih banyak dari ini” sambil menunjukan tas nya
            “cepat tidak usah bertele-tele kau ini!!”
            “kalau mau kaliah ikuti kami”
            “ah tidak kalian pasti akan menjebak kita”
            “kalau tidak mau iya tak apa, itu juga urusanmu, tidak akan berpengaruh juga ke hidupku”
Para LPM berdiskusi sebentar untuk memutuskan keputusan yang harus diputuskan,
            “kami tidak bodoh, kau pasti akan menipu kami”
            “bahkan bisa untuk warga sekampung untuk satu minggu belum akan habis”
Kembali para LPM berdiskusi kecil untuk memutuskan dan mendapatkan hasil yang besar.
            “dimana kami bisa mendapatkan pisang sebanyak itu? Kau tidak usah mengkhayal!!” masih belum percaya dengan yang ditawarkan oleh monyet.
            “kalau memang tidak mau, ini hanya pisang ini yang ada di tas ku yang akan kalian dapat, silahkan,” monyet meyakinkan LPM
            “oke saja?” Tanya si LPM paling besar kepada LPM yang lain.
            “bagaimana?” justru sekarang monyet yang menjadi kekuasaan di situ bukan para LPM lagi
            “iya oke!!, bagaimana caranya untuk mendapatkanya?!” LPM paling besar dengan mata yang penuh bayangan pisang
            “oke siap! Ini butuh proses, kalian harus mengikuti aturanku kalau ingin mendapatkanya!!”
            “oke monyet!!”
            “ sekarang biarkan kita berdua untuk melanjutkan perjalanku menuju ke sekolah,”
            “jangan seenaknya kau mau pergi dari sini monyong!!”
            “aku akan mengurus apa yang kalian inginkan, jadi kalau tidak boleh itu tidak apa bagiku, hanya ini yang kalian dapat”
Para LPM menjadi berfikir antara melepaskan yang sudah pasti ada di depan mata tetapi sedikit, atau mendapatkan yang belum pasti tetapi lebih banyak. Mereka berada dalam kebingungan dan angan yang besar untuk mendapatkan yang besar, tetapi mereka juga mengerti tentang akibat yang besar pula kalau memang angan besar itu tidak terwujud.
            “oke! Tinggalkan pisang itu dan kau urus pisang yang lebih banyak untuk kau serahkan kepada kami!!”
            “silahkan, aku tidak akan mengurus kalau itu mau kalian, kan kutinggalkan pisang yang di tas ini dan kalian tidak akan mendapatkan pisang yang lebih banyak itu” sambil meletakan pisang yang ada di tasnya dan mulai beranjak pergi “ayo kong lanjut jalan”
Monyet dan Kingkng melanjutkan perjalananya, para LPM masih berdiskusi dengan sesama LPM, beberapa detik belum sampai satu menit, LPM terbesar disitu berlari dengan membawa tas milik Monyet yang berisi pisang itu.
“Heeeeiii monyong!! Monyet dan Kingkong!!!” LPM berteriak sambil berlari dan mengacungkan tas milik monyet.
Dengan tergopoh-gopoh Lpm Terbesar bisa mengejar dan sekarang berada di depan Monyet dan Kingkong.
            “ini Tas dan Pisangnya, Kami akan mengikuti aturanmu untuk mendapat Pisang yang lebih banyak” LPM berbicara dengan ngos-ngos an.
            “oke! Deal or no Deal?” monyet menyahutnya
            “Deal!!” sambil menyalami monyet dan memberikan tas si monyet.


####  BERSAMBUNG  #####

Senin, 06 Januari 2014

LAPORAN PENELITIAN SITUS MAKAM SYEH BELA BELU DAMIAKING






LAPORAN PENELITIAN
SITUS MAKAM SYEH BELA BELU DAMIAKING

A.    Latar Belakang
Kabupaten Bantul, dusun mancingan adalah sebuah desa yang memiliki aset budaya dengan karakteristik Islami yang khas. Di desa tersebut terdapat sejumlah situs bersejarah dengan sejarah lokalnya yang dapat menjadi daya tarik wisata religi, yaitu beberapa makam tokoh penting dalam proses Islamisasi di Kabupaten Bantul, seperti: Makam Syekh Damakian dan Makam Syech Bela Belu.
Kharisma dan kesakralan Makam Syekh Damakian dan Makam Syech Bela Belu telah menarik perhatian umat Islam di Jawa Tengah)untuk berziarah ke tempat tersebut.  Tradisi berziarah ke tempat itu telah berjalan lama. Berdasarkan pengamatan awal peneliti, para peziarah baik secara perseorangan maupun rombongan berasal dari berbagai golongan baik dari golongan atas sampai menengah ke bawah. Pada umumnya, mereka dapat digolongkan sebagai pemeluk Islam tradisional yang masih memiliki tradisi ziarah yang kental dengan berbagai tujuan.
Satu hal yang menarik adalah bahwa tanpa promosi apa pun untuk memperkenalkan dan menawarkan wisata ziarah ke Dusun Mancingan, para peziarah yang mengalir ke desa tersebut setiap tahun terus meningkat. Fenomena ini menunjukkan betapa besar potensi Wonobodro sebagai desa wisata ziarah Islami. Sebuah desa wisata ziarah apabila dikelola dengan segala kesungguhan dan profesional akan mendatangkan kesejahteraan dari segi ekonomi dan kebanggaan serta harga diri bagi warga masyarakatnya dari segi sosial budaya dan kebergamaannya.
Upaya-upaya untuk mengelola dan mengembangkan wisata ziarah telah dilakukan, namun terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan penyampaian informasi kesejarahan dari sebuah situs bersejarah oleh pengelola, yang tidak lain adalah para juru kunci termasuk pemahaman masyarakat terhadap Makam Syekh Damakian dan Makam Syech Bela Belu. Ketika para wisatawan (peziarah) mendatangi objek wisata (situs makam), mereka masih kurang mendapatkan informasi kesejarahan yang memadai tentang objek wisata (situs makam) yang dikunjungi.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian dilaksanakan bertujuan dalam rangka mengungkap dan mendeskripsikan tentang sejarah makam dan profil Makam Syech Bela Belu dan mengurai serta menggambarkan  pola pengelolaan makam tersebut bagi peningkatan sosial keberagamaan masyarakat Wonobodro. Serta menyajikan informasi, sehingga para peziarah lebih faham tentang sirus sejarah yang mereka kunjungi.

B.     Program Pengembangan Situs
1.      Membuat Blog.
2.      Membuat berita kecil tentang makam Syeh Belabelu melalui sosial media.

C.    Tujuan
1.      Mengenal lebih lanjut tentang sejarah masa lalu syeh Belabelu.
2.      Membangkitkan semangat wisatawan domestik untuk berwisatan dan ziarah di makam Syeh Belabelu.
3.      Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang sosial dan budaya.
4.      Melatih diri dalam menyusun suatu masalah kedalam bentuk tulisan.
5.      Belajar mencintai dan melindungi warisan budaya bangsa.
6.      Salah satu syarat untuk memenuhi tugas ahir kuliah Situs Situs Islam di Indonesia.
7.      Untuk mengetahui langkah-langkah menjaga dan melestarikan salah satu peninggalan Islam.
D.    Metodologi
1.      Reset penelitian
Dalam reset penelitian kami menggunakan beberapa metode yang di antaranya adalah :
a.       Observasi
Metode ini digunakan dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan di tempat makam syeh Belabelu. Agar terpenuhinya standar ilmiah maka peneliti harus mampu mengamati masalah masalah yang ada di lapangan sehingga dapat menyimpulkan apa yang akan mau di teliti.
b.      Interview/Wawancara
Interview atau wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan dialog ataun percakapan terkait dengan tema penelitian kepada informan.[1]
Tujuan utama wawancara antara lain: (a) untuk menggali pemikiran kontruksi seorang informan, yang menyangkut peristiwa, organisasi, perasaan, perhatian, dan sebagainya yang terkait dengan aktifitas budaya, (b) untuk merekontruksi pemikiran ulang tentang hal ihwal yang dialami informan masa lalu atau sebelumnya, (c) untuk mengungkap proyeksi pemikiran informan tentang kemungkinan budaya miliknya dimasa mendatang.[2]
c.       Dokumentasi
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan sumber pendukung juga menggunakan dokumentasi. Diantara lain yang kami lakukan adalah memfoto objek kajian peneliti dan merekam wawancara dengan informan.
2.      Reset pustaka
Untuk reset pustaka kami sudah melakukan pencarian mengenai buku-buku yang membahas mengenai syeh bela-belu tapi selama kami mencari kami belum menemukan buku yang dimaksud. Sehingga kami hanya mengandalkan wawancara dari para informan saja.

E.     Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1.      Faktor Pendukung
Faktor pendukung adalah hal-hal yang melancarkan penelitian. Adapun pendukung pada saat penelitian yaitu diantaranya teman-teman satu kelompok yang bisa di ajak kerjasama sehingga mudah untuk mengerjakannya, tempatnya yang lumayan familiar sehingga dapat di jangkau dengan mudah, dan juru kunci makam sendiri sangat senang atau bisa dikatakan menerima dengan ramah para peneliti sehingga membuat peneliti nyaman.
2.      Faktor Penghambat
Faktor penghambat adalah hal-hal yang mengganggu penelitian atau menghambat jalannya penelitian. Diantaranya yang kami alami adalah karena jarak dari Universitas yang jauh jadi memakan waktu untuk sampai ditempat penelitian, informan yang sangat sedikit ketika kami datang di sana, kekurangan pengetahuan dari pada informan sehingga sangat sedikit data yang kita ambil dari penelitian ini. Kurangya sumber tertulis yang membahas tentang Syeh Belabelu sehingga Ada Indikasi mitos, karena yang kami tulis ini adalah hasil dari wawancara juru kunci makam dan pengunjung setempat.
F.     Hasil Penelitian
a.       Riwayat Hidup Syekh Belabelu Damiaking
Menurut cerita tutur setempat Syekh Belabelu adalah salah satu keturunan dari Prabu Brawijaya terakhir. Ia mempunyai nama kecil Raden Jaka Bandem. Pada awalnya Raden Jaka Bandem tidak bisa menerima agama Islam. Oleh karena itu pulalah ia menyingkir dengan menyusuri pantai selatan ke arah barat sampai di perbukitan Parangtritis.
Tidak ada sumber yang dapat menjelaskan mengapa dari nama Raden Jaka Bandem ini kemudian berubah menjadi Syekh Belabelu. Raden Jaka Bandem ini dalam pengembaraannya kemudian menetap di bukit yang sekarang termasuk dalam wilayah Kalurahan Mancingan.[3]
Di bukit ini Syekh Belabelu mempunyai kegiatan membuat patung. Patung-patung yang dibuat antara lain berupa patung Punakawan dan Banteng. Oleh karena keberadaan patung Banteng itu pula, maka bukit yang didiami Syekh Belabelu ini dinamakan Bukit atau Gunung Banteng yang sekarang termasuk dalam wilayah administrasi Dusun Mancingan, Kalurahan Parangtritis, Kretek, Bantul, Yogyakarta. Di bukit inilah Syekh Belabelu tinggal bersama Syekh Damiaking sampai meninggalnya. Dalam cerita tutur setempat disebutkan bahwa Syekh Belabelu adalah kakak beradik dengan Syekh Damiaking. Akan tetapi versi lain menuturkan bahwa mereka hanyalah dua saudara seperguruan.
Berkaitan dengan dua patung yang dibuat Syekh Belabelu itu sampai sekarang masih ada. Patung yang diidentifikasikan sebagai Banteng ini sekarang terletak di sebelah timur kompleks makam, tepatnya di sisi dinding selatan gedung peristirahatan bagi peziarah. Patung ini kondisinya sudah rusak. Bagian kepala patung tampak terpenggal dan hilang. Hari paling ramai untuk kunjungan peziarahan di makam Syekh Belabelu dan Damiaking adalah hari Jumat.
Banyak peziarah datang ke tempat ini dengan berbagai permohonan. Sesuai tradisi setempat siapa pun yang merasa berhasil setelah memohon sesuatu di tempat ini kemudian mengadakan syukuran dengan membuat persembahan (caos dhahar) berupa nasi liwet ayam. Nasi liwet ayam adalah nasi yang ditanak setengah matang kemudian didalamnya diberi ingkung ayam yang telah dimasak matang. Nasi dan ayam yang telah dimasak itu kemudian dimasak terus hingga nasinya menjadi matang. Jika semua selesai barulah makanan berupa nasi liwet ayam itu dipersembahkan melalui jurukunci setempat yang untuk saat ini dipegang oleh Bapak Surakso Suwela (70).
Jalan mendaki ke kompleks makam ini telah diperkeras dengan beton serta dibuat berundak-undak. Dari kompleks makam ini peziarah dapat menikmati pemandangan pantai Parangtritis dengan laut selatan (Samudra Indonesia).
b.      Fisisk Bangunan
Batu nisan Syeh Belabelu dan Syekh Damiaking diletakkan berdampingan. Ukuran kedua nisan sama, yakni panjang 195 Cm, lebar 60 Cm, tinggi 55 Cm. Sedangkan peninggalan lain yang berupa patung Lembu Nandi, patung Agastya, dan dua buah batu andesit. Patung Lembu Nandi memiliki ukuran lebar 43 Cm, tinggi 40 Cm, dan panjang 82 Cm. Patung Agastya memiliki ukuran tinggi 28 Cm, tebal 15 Cm, dan lebar 20 Cm.
Dua buah batu andesit berbentuk persegi yang terdapat di sisi barat (kanan) cungkup mempunyai ukuran panjang 100 Cm, lebar 50 Cm, dan tebal 20 Cm. Sedang sisi batu persegi yang terdapat di sebelah sebelah kiri (timur) cungkup memiliki ukuran panjang 90 Cm, lebar 37 Cm, tebal/tinggi 16 Cm.
Cungkup makam Syeh Belabelu dan Syekh Damiaking memiliki sebuah pintu menghadap ke selatan/pantai. Ukuran cungkup panjangnya 6,8 meter, tinggi 2,8 meter, dan lebar 4 meter. Cungkup telah diberi lantai keramik berwarna abu-abu (bawah). Sedangkan lantai atas juga telah dikeramik berwarna putih.[4]
Di samping bercungkup, kompleks makam Syekh Belabelu dan Damiaking juga dilengkapi dengan tempat peristirahatan bagi para peziarah (pesanggrahan). Tempat peristirahatan ini memiliki arah hadap ke barat.
Kompleks makam ini juga dikelilingi oleh pagar tembok dengan ukuran tembok tertinggi 90 Cm dan terendah 80 Cm. Tebal tembok pagar makam adalah 29-36 Cm. Kompleks makam ini juga dilengkapi dengan pintu gerbang/gapura menghadap ke barat. Lebar pintu gapura adalah 2 meter, tinggi gapura 2,1 meter. Kompleks makam ini dinaungi 3 buah pohon asam yang cukup besar dan tua.
G.    Penutup
-          Kesimpulan
Makam Syech Belabelu adalah salah satu Situs peninggalan islam di indonesia, untuk itu harus kita jaga dan lestarikan kebudayaan indonesia ini. Situsi yang merupakan kebudayaan yang sering dikunjungi sebagai tempat berziarah..Melestarikan dan menjaga situs ini adalah salah satu tugas kita semua. Seringkali kita lihat ada banyak sekali pencurian terhadap peninggalan peninggalan, untuk itu perlu diadakannya penjagaan agar situs situs ini diajaga dengan aman. Dan dengan adanya media informasi yang memadai bisa meningkatkan daftar pengunjung di situs ini

H.    Referensi

Lexi J. Metode penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,  2006.
Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006, hlm. 212























I.       Lampiran
-          Foto
-          Nama Informan
1.      Bapak Endarno
2.      Bapak Surakso Suwela
-          Script wawancara

Skrip Wawancara Penelitian
Situs Makam Syeh Bela Belu

Kelompok 3    : Dian Heryana, Alfatih Husain, Yuhana Catur, Ceng Romli, Achmad ikhsan, Tita sumiati.
Informan        :
Nama               : Bapak Endarno
Pekerjaan         :  Juru Kunci & PNS
Waktu                         : 10 0ktober 2013
Tempat            : Desa Mancingan, Kab. Bantul
Pewawancara  : Dian Heryana, Ceng Romli, Yuhana Catur S, M. Alfatih H, Ikhsan.
            Pada siang hari tanggal 10 Oktober 2013, kelompok kami datang ke pasarean Syeh Bela Belu. Saat itu juru kunci yang sedang piket adalah Bapak Endarno. Kami mewawancarai Bapak Endarno dengan beberapa pertanyaan terkait dengan Syeh Bela Belu.
Dian Heryana                : Maaf Bapak sebelumnya kami memperkenalkan diri. Kami Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang berusaha memenuhi tugas mata kuliah Situs-Situs Budaya Islam di Indonesia. Kami juga berniat berziarah ke Makam Syeh Bela Belu dan Damiaking. Selain itu juga yang pokok adalah silaturahmi.
Bapak Endarno             : Iya  terimakasih sudah mau silaturahmi ke Pasarean Syeh Bela Belu. terkait dengan penelitiannya saya akan bantu semampu saya. Jika nanti saya tidak bisa menjelaskan mungkin lusa saya akan menanyakan pada sesepuh saya.
Ceng Romli                   : “Bapak bisa menjelaskan asal-usul tentang Syeh Bela Belu?
Bapak Endarno             : Syeh Bela Belu merupakan seorang putra dari raja brawijaya dengan selirnya. Nama kecilnya adalah Raden Dhan Dhuri/Jaka Bendem. Pada saat itu ketika majapahit runtuh dia berkelana/ menyusuri pantai selatan kearah barat sampai keperbukitan parangtritis. Sebenarnya tidak ada sumber yang valid terkait dengan asal-usul Syeh Bela Belu.
Yuhana Catur               : “Ketika Dia (Raden Jaka Bendem ) berkelana, adakah orang yang mendampingi, karena dia seorang putra seorang raja dari kerajaan yang besar?
Bapak Endarno             : Ya, seperti yang diketahui beliau merupaka anak dari seorang raja yang besar, tentunya dia berkelana tidak sendiri. Beliau bersama prajurit-prajurit yang tersisa yang nantinya akan berpengaruh di sekitar pantai selatan.
Fatih Husain                 : “Mengapa Beliau mempunyai nama Syeh Bela Belu ?
Bapak Endarno             : kalau dari cerita postur badannya yang besar dan suka makan yang menjadikan dia mempunyai nama Bela Belu.
Dian Heryana                : “Apakah ada sumber lain yang menceritakan tentang siapa beliau, asal-usul beliau dan lain sebagainya?
Bapak Endarno             : Dalam Babat Demak disebutkan tapi tidak secara detail. Sampai sekarangpun belum ada yang mengupas detail tentang syeh Bela Belu.
Ceng Romli                   :  “Apakah ada anak turun yang mengaku keturunan Syeh Bela Belu ?
Bapak Endarno             : Tidak ada, ketika saya bertanya pada ayah dan kakek saya pun jawabanya sama, tidak ada anak keturunannya. Sepertinya beliau sampai wafatnya tidak menikah.
Dian Heryana                : “Mengapa makam disampingnya Syeh Damiaking bukan orang lain seperti Syeh Maulana Maghribi, orang yang mempunyai ilmu dan pengaruh yang luas ?
Bapak Endarno             : Yang saya pahami Syeh Damiaking merupakan sahabat sejak ia berguru ilmu atau lebih dikenal dengan saudara seperguruan.
Yohana Catur               : Mengapa posisi makam syech Bela-Belu lokasinya lebih tinggi dari Makam Syach       Maulana  Magribi ?
Bapak Endarso             : Kalau  orang meliki ilmu dan berpengaruh  luas biasanya tidak sembarangan dimakamkan yang saya ketahui apabila semakin tinggi suatu pasarean itu mencerminkan orang yang dimakamkan berilmu tinggi.
Fatih husain                  : “Dalam cerita syech  Maulana Magribi sengaja datang dari Persia hnya untuk menemui  Syeh Bela-Belu kenapa?
Bapak Endarno             : memang  Syech Maulana Magribi sengaja datang dari Persia karena dia mendapatkan Kabar nahwa dipesisir selatan Jawa ada orang yang mempunyai pengaruh luas sehingga dia mempunyai keinginan untuk mengislamkan orang-orang di wilayah  itu .
Ceng Romli                   : “Dalam versi lain mengatakan Syech Bela-Belu pernah mengembara dengan syach Maulana Magribi, bagaimana pak itu penjelasanya?
Bapak Endarno             : Pada suatu  ketika Syech Bela-Belu mengembara dengan Syech Maulana Magribi untuk mengembara ke Mekkah. Syech Maulana berangkat terlebih dahulu dengan asumsi akan sampai lebih cepat, namun Syech bBela-Belu santai saja beliau tidak terges-gesa , beliau mempersiapkan makan banyak dengan asumsi beliau tidak mau  kekurangan makanan. Jarak keberangkatan antara syech Bela-Belu dengan Syech Maulana cukup jauh terpaut beberapa minggu tetapi pada kenyataannya Syech Bela-Belu sampai terlebih dahulu di mekkah karena beliau yakin dengan apa yang beliau lakukan.

Ihsan                             : “Siapa orang yang mengislamkan Yech Bela-Belu?
Bapak Endarno             : Orang yang mengislamkan Syech Bela-Belu adalah Syech Maulana Magribi beliau sengaja datang untuk mengislamkan Syech Bela-Belu dan penduduknya tetapi pada kenyataannya Syech Bela-Belu lebih tinggi ilmunya dari pada Syech Maulana Magribi.
Dian Heryana                : “Apakah ada suatu ajaran atau ritual yang dilakukan Syech Bela-Belu? Jelaskan !
Bapak Endarno             : Ada mas, yaitu  puasa melek yaitu  Syech mengurangi waktu tidur terutama diwaktu malam hari  istilahnya itu  banyak begadangnya memang apabila kita melakukan puasa melek itu akan mendapatkan hal positif seperti dalam hal ekonomi jika ada orang yang berjualan dimalam hari itu bisa menjadi rujukan orang jika orang itu membutuhkan sesuatu kalau jaman sekarang misalnya rokok dan lainya. Dari hal social apabila ada gempa atau bencana alam dimalam hari pasti orang yang melek akan tahu lebih dulu.
Dian Heryana                : Trimakasih, sudah meluangkan waktunya untuk menjelaskan tentang Makam Syeh Bela Belu, dari mulai riwayat hidup yang berkembang dalam masyarakat sampai dengan sejarahnya sampai disini. Kami semua minta maaf apabila ada kesalahahan dalam perilaku kami.
Bapak Endarno             : iya sama-sama, apabila saya ada ketidak tahuan dalam memberikan informasi mungkin saya akan tanyakan kepada sesepuh saya, dan terimakasih atas kedatangannya untuk berziarah. Kapan-kapan bisa datang lagi kemari.





[1] Lexi J. Metode penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 186
[2] Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 212
[3] Wawancara dengan Bapak Endarno,  Kamis, 10 Oktober 2013, pukul 11.00.